Arnaldo C.Exposto
Translate
Sabtu, 02 Maret 2013
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam proses pembangunan pengukuran tanah merupakan bagian terpenting
sebelum dilakukanya proses pembangunan. Pengukuran tanah dan teknik pemetaan
menjadi sesuatu hal yang tidak dapat ditinggalkan, terutama untuk pembangunan
fisik. Maka dari itu praktikum ilmu ukur tanah sangat penting sebagai bekal
para mahasiswa teknik sipil yang kelak masuk ke dalam lapangan kerja, terutama
dalam bidang pembangunan.
Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari
cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai
keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif
sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan.
Dalam pengukuran di lapangan sering kali terjadi kesalahan-kesalahan yang
berasal dari factor alat, factor manusia, dan factor alam. Maka dari itu
melalui praktikum ilmu ukur tanah ini kita bisa menyikapi dan mengatasi
kesalahan-kesalahan tersebut agar tidak terjadi kerancuan dalam memperoleh
data.
Sehingga untuk ke depannya kami bisa menerapkan praktik ilmu ukur tanah
ini dalam dunia kerja dengan sebaik mungkin.
1.2 Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ilmu ukur tanah
ini tujuan yang ingin kami capai sebagai berikut :
1.
Mengetahui teknik-teknik pengukuran
2.
Mengetahui cara menentukan posisi relatif pada daerah
yang relatif sempit
3.
Dapat menentukan/mencari beda tinggi pada tiap-tiap
posisi
4.
Dapat menentukan/mencari nilai azimuth pada tiap-tiap
titik
5.
Dapat menggunakan alat ukur ( theodolit ) dengan baik
dan benar
6.
Mengetahui kesalahan-kesalahan yang harus dihindari
pada saat pengukuran
1.3 Waktu
dan Tempat Praktikum
·
Waktu : 28 Oktober 2010
·
Tempat penelitian : Depan Kampus
Unitri Samapi Depan Gerbang ITP
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Praktikum, Pengertian Pengukuran, dan Pengertian Ilmu Ukur Tanah
2.1.1 Pengertian
Praktikum
Praktikum adalah kegiatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih dari
satu orang ( kelompok ) di lapangan atau di laboraturium untuk meneliti suatu
keadaan atau benda sehingga diperoleh data yang diperlukan atau hasil penemuan
baru.
2.1.2 Pengertian
Pengukuran
Pengukuran adalah pengamatan terhadap suatu besaran yang dilakukan dengan
menggunakan peralatan dalam satu lokasi dengan beberapa keterbatasan yang
tertentu. Pengukuran-pengukuran yang kita lakukan tidak lepas dari
kesalahan-kesalahan pengamatan. Kesalahan dalam pengamatan dapat digolongkan
dalam 3 jenis, yaitu :
- Kesalahan Kasar
Kesalahan ini terjadi karena kurang hati-hati, kurang pengalaman, atau
kurang perhatian.
- Kesalahan Sistematik
Umumnya kesalahan sistematik disebabkan oleh alat-alat ukur sendiri
seperti panjang pita ukur yang tidak standar, pembagian skala yang tidak
teratur pada pita ukur dan pembagian lingkaran theodolit yang tidak seragam.
Kesalahan ini juga dapat terjadi karena cara-cara pengukuran yang tidak benar.
- Kesalahan Random/Tak Terduga
Kesalsahan random terjadi karena hal-hal yang tak terduga sebelumnya,
seperti adanya getaran udara atau undulasi, kondisi tanah tempat berdiri alat
ukur yang tidak stabil, pengaruh kecepatan angin atau kondisi atmosfer, dan
kondisi pesikis pengamat.
2.1.3. Pengertian Ilmu Ukur Tanah
- Ilmu ukur tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari metode atau cara melakukan pengukuran unsure atau objek di permukaan bumi baik dalam arah horizontal maupun arah vertical dalam ramgka untuk menentukan kepastian tempat/posisi relative objek dan menyajikan informasi tersebut pada suatu bidang proyeksi/bidang datar dengan menggunakan skala dan ukuran tertentu.
- Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran yang diperlukan untuk menentukan kedudukan titik-titik di permukaan bumi.
- Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relative pada daerah yang relative sempit sehingga unsure kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan.
2.2. Pengertian Sipat Datar Dan Beda Tinggi
2.2.1
Pengertian
Sipat Datar
Sipat datar adalah konsep penentuan beda tinggi antara dua titik atau
lebih dengan garis bidang mendatar atau horizontal yang diarahkan pada
rambu-rambu yang berdiri tegak atau vertical. Sedangkan alat ukurnya dinamakan
penyipat datar atau waterpass.
Sipat datar bertujuan menentukan beda tinggi antara titik di atas
permukaan bumi ditentukan dari suatu bidang referensi, yaitu bidang yang
ketinggiannya dianggap nol. Dalam geodesi, bidang ini disebut bidang geoid,
yaitu equipotensial yang berimpit dengan permukaan air laut rata-rata ( mean
secara level ). Bidang equipotensial disebut juga bidang nivo. Bidang-bidang
ini selalu tegak lurus dengan arah gaya
berat dimana saja di permukaan bumi.
2.3.1. Pengertian Beda Tinggi
Beda tinggi merupakan hasil dari bacaan rambu benang tengah belakang
dikurangi bacaan rambu benang tengah depan. Beda tinggi dirumuskan sebagai
berikut, misalnya beda tinggi antara titik A dan titik B dirumuskan:
( ∆hAB ) =
a - b
2.3. Pembahasan
Untuk mencari nilai beda tinggi dari data yang kami peroleh melalui
praktikum akan dibahas dalam bab ini. Dari data yang kami peroleh didapat nilai
beda tinggi sebagai berikut :
Alat
|
Belakang
|
Depan
|
d (m)
|
Tingi alat
(cm)
|
Beda Tinggi (cm)
|
Ketinggian dari muka laut (m)
|
||||
BA (cm)
|
BT (cm)
|
BB (cm)
|
BA (cm)
|
BT (cm)
|
BB (cm)
|
|||||
78.5
|
58
|
37.5
|
41
|
-57
|
965
|
|||||
I
|
115
|
|||||||||
270.5
|
250.5
|
231
|
39.5
|
135.5
|
1100.5
|
|||||
78.5
|
55.5
|
32
|
46.5
|
-87.5
|
877.5
|
|||||
II
|
143
|
|||||||||
250
|
220
|
190
|
60
|
77
|
1042
|
|||||
215
|
194.3
|
173.5
|
41.5
|
53.25
|
1018.25
|
|||||
III
|
141
|
|||||||||
275
|
253.25
|
231.5
|
43.5
|
112.25
|
1077.25
|
|||||
121.5
|
89
|
56.5
|
65
|
-44
|
921
|
|||||
IV
|
133
|
|||||||||
238
|
199
|
160
|
78
|
66
|
1031
|
|||||
228
|
190
|
152
|
76
|
65
|
1030
|
|||||
V
|
125
|
|||||||||
Jumlah
|
500 m
|
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami laksanakan, kami mengambil
kesimpulan bahwa sipat datar merupakan konsep penentu beda tinggi antara dua
atau lebih titik atau posisi dengan garis bidang mendatar atau horizontal yang
diarahkan pada rambu-rambu yang berdiri tegak atau vertical.
Tujuan dari sipat datar adalah untuk menentukan beda
tinggi antara dua titik di atas permukaan bumi secara teliti. Sehingga akan
didapatkan nilai beda tinggi suatu titik yang relefan.
3.2 Saran
Dari praktikum yang telah kami laksanakan di lapangan,
banyak kendala-kendala yang kami temui. Kendala-kendala tersebut karena adanya
kesalahan-kesalahan yang terjadi karena beberapa factor seperti factor alat, factor
manusia, dan factor alam.
Untuk itu kami menyampaikan saran kami kepada pembaca
sebagai masukan agar dalam praktik di
lapangan bisa mengatasi kesalahan-kesalahan yang terjadi secara baik.
Saran
dari kami sebagai berikut :
1.
Untuk menghindari kesalahan karena factor alat,
terlebih dahulu dilakukan pengecekan dan percobaan pada alat apakah alat yang
akan digunakan tersebut layak pakai.
2.
Untuk menghindari kesalahan karena factor manusia, maka
dibutuhkan keahlian yang lebih bagi operator alat. Selain itu juga dibutuhkan
kondisi yang fit dari operator alat.
3.
untuk menghindari kesalahan karena factor alam, maka
kita harus memperhatikan cuaca saat akan
melakukan pengukuran di lapangan. Cuaca yang baik adalah cuaca yang tidak
terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Harapan kami apa yang menjadi saran
kami dapat diterima oleh pembaca, dan bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Pustaka
Boyce, W.E. & R.C. DiPrima (1992). Elementary Differential Equations and
Boundary Value Problems. 5th ed. New York: John Wiley & Sons.
Kreyszig, E. (1993). Advanced Engineering Mathematics. 7th ed. New York: John
Wiley & Sons
Langganan:
Postingan (Atom)